Batuk adalah satu hal yang biasa dirasakan sebab beberapa jenis penyakit. Tetapi batuk ini ternyata adalah hal yang paling beresiko saat seorang terkena virus corona.
Dari keseluruhnya tanda-tanda virus corona ( COVID-19 ) seperti demam, sakit tenggorokan, serta sesak, batuk kering dipandang yang paling beresiko. Ini sebab batuk itu menebarkan droplet ( percikan ) yang dapat menularkan orang lain. Demikian dikatakan team ahli gugus pekerjaan perlakuan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito di kantor BNPB Jakarta.
" Tanda-tanda bermula dari demam, itu reaksi badan untuk menantang virusnya sebelum muncul anti-bodi. Demam dapat tinggi sampai 38 derajat. Lantas batuk kering serta sesak napas. Jika kita telah mempunyai tanda-tanda itu siaga, " tuturnya.
Menurut Wiku, proses penyebaran virus corona ini lewat batuk.
" Karena aerosol ( partikel padat yang berada di udara ) tidak menebar di udara. Karena itu kita harus jaga jarak hingga droplet itu tidak tentang kita ketika orang itu batuk, " tuturnya.
" Itu yang disebut social distancing. Ini yang kurang dimengerti yakni langkah kerja lawan, dalam ini virus corona. Walau sebenarnya dengan jaga jarak itu ( minimal satu mtr. ) dari orang yang sakit, itu bermakna kita putus kontaknya agar ia tidak dapat menebar, " sambung Wiku.
Menurut Wiku, kita dapat memandang virus ini untuk lawan atau disebutkan antigen.
" Saat antigen ini masuk ke tubuh, umumnya dilawan oleh badan manusia atau disebutkan anti-bodi. Jika anti-bodi banyak, karena itu sebetulnya orang itu dapat pulih hingga kita sebetulnya dapat menantang virus ini, " terangnya.
Sedang buat orang yang terlanjur terserang, kata Wiku, harus jaga jarak hingga droplet itu tidak tentang orang lain. Dia juga menyarankan lima hal untuk menahan penebaran virus corona.
" Menjaga jarak sama orang lain, dilarang berberjabatan tangan, bersihkan tangan, jauhi keramaian, serta gunakan masker dalam tempat ramai. Dengan lakukan semacam ini, bermakna kita menantang lawan secara baik, " pungkasnya.
Batuk Kering Jadi Pemicu Penebaran Covid-19 yang Paling Beresiko
No comments